Kamis, 31 Maret 2011

Sumsel Lumbung Pangan



Sumatera Selatan sebagai salah satu Provinsi Lumbung Pangan, tidak terlepas dari tersedianya potensi sumber daya lahan yang cukup variatif, mulai dari lahan sawah irigasi, tadah hujan, rawa pasang surut, lebak dan lahan kering. Selain juga memiliki komoditas unggulan lain seperti jagung, kacang tanah, ubu kayu, ubi jalar, komoditas sayuran dan buah - buahan.

Dari total produksi padi Sumatera Selatan tahun 2005 sebesar 2.320.110 ton gabah kering giling (GKG)1.466.310 ton, kontribusi terbesar diperoleh dari lahan sawah yaitu 2.148.182 ton GKG (92,6%). Dengan jumlah penduduk 6.755.900 jiwa dan konsumsi beras per kapita/tahun sebesar 124 kg, serta kebutuhan lainnya, maka pada tahun 2005 Sumatera Selatan surplus beras sebanyak 484.088 ton.

Dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lahan yang tersedia secara keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi dan rawa, penggunaan agroinput, peningkatan kemampuan petani mengakses modal perbankan dan pengembangan penggunaan alat mesin pertanian, maka kedepan Sumatera Selatan mampu meningkatkan produksi padi hingga 5 juta ton GKG atau setara beras 3 juta ton. Hal ini sangat tergantung kepada modal petani, investasi serta perbaikan infrastruktur jaringan irigasi dan drainase. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dana yang cukup besar mencapai Rp. 3,3 Trilyun. Pertambahan produksi ini akan membuka kesempatan berusaha baru dan menambah pendapatan petani. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan

Diharapkan melalui program akselarasi pembangunan pertanian dengan Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan akan dapat mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran dan peningkatan pendapatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan.

Potensi Pengembangan Lahan Sawah

Luas lahan sawah yang perlu dikembangkan dan dipertahankan di Sumatera Selatan untuk mendukung Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan seluas 752.150 Ha. Lahan seluas 238.974 Ha merupakan lahan yang sementara ini tidak diusahakan dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi sawah baru. Sedangkan pada lahan yang baru satu kali tanam (IP 100) seluas 399.521 Ha, yang dapat dikembangkan menjadi dua kali tanam (IP 200) seluas 155.322 ha dengan dukungan kegiatan :
  • Rehabilitasi Sarana Irigasi/Drainase;
  • Irigasi/Drainase;
  • Tata Air Mikro (TAM);
  • Pengembangan Alsintan (Handtraktor, pompa air);
  • Penggunaan Benih Unggul;
  • Pemupukan;
  • Penyuluhan dan Pendampingan.
Ketersedian Lahan Kering di Sumatera Selatan
Kabupaten/Kota
Lahan Kering (Ha)
Lahan Hortikultura (Ha)
Agihan Lahan Hortikultura (%)
Lahan Usaha
STD (Potensi)
Jumlah
Buah-buahan
Sayuran
Jumlah
Ogan Komering Ulu
66.740
8.027
74.767
6.645
870
7.515
11,260
Ogan Komering Ilir
93.912
171.565
265.477
10.062
1.400
11.462
12,205
Muara Enim
99.766
62.745
162.511
9.756
3.397
13.153
13,184
Lahat
76.803
21.433
98.236
6.755
3.276
10.031
13,061
Musi Rawas
120.237
144.979
265.216
7.759
1.067
8.826
7,341
Musi Banyuasin
119.378
8.145
127.523
6.594
3.598
10.192
8,538
Banyuasin
148.837
40.538
189.375
4.731
3.682
8.413
5,652
Ogan Ilir
23.480
5.677
29.157
6.413
2.896
9.309
29,647
Palembang
15.046
4.631
19.677
1.228
5.251
6.479
43,061
OKU Selatan
63.686
47.182
110.868
3.463
3.190
6.653
10,447
OKU Timur
56.621
25.148
81.769
12.871
1.500
14.371
25,381
Lubuk Linggau
6.514
909
7.423
715
212
927
14.231
Pagaralam
2.735
5.719
8.454
340
1.580
1.920
70.201
Prabumulih
3.386
570
3.956
1.844
564
2.408
71,116
Jumlah
397.141
547.268
1.444.409
79.176
32.483
111.659
12,446

Capaian Produksi 2005 dan Sasaran Produksi 2009
No.
KOMODITI UTAMA
PRODUKSI (Ton)
SASARAN 2009
CAPAIAN 2005
TANAMAN PANGAN
1.
Beras
> 2 Juta
1.466.310
2.
Jagung
200.000
75.566
3.
Kacang Tanah
10.564
9.754
4.
Ubi Kayu
214.005
179.953
5.
Ubi Jalar
30.771
24.464
HORTIKULTURA
1.
Cabe
32.635
18.361
2.
Kubis
24.000
4.975
3.
Kentang
5.100
758
4.
Duku
56.875
48.848
5.
Nenas
320.000
214.357
6.
Jeruk
193.800
179.852
7.
Durian
68.000
48.503
8.
Manggis
3.000
2.279
9.
Salak
660
583
10.
Alpukat
4.834
4.647
Permasalahan dalam upaya pencapaian produksi tanaman terutama padi :
1. Prasanara Transportasi
2. Kredit Pertanian
3. Penyuluhan Pertanian (BPP, PPL, Dana Operasi)
4. Kelembagaan Petani & Perdesaan
5. Pupuk Bersubsidi
6. Irigasi & Rawa (jaringan, Tata Air Mikro), O & P
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan tanaman jagung meliputi belum cukup tersedianya pabrik pakan, jaminan pasar dengan harga layak dan terbatasnya alat penanganan pascapanen terutama dryer. Sedangkan untuk komoditi ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah permasalahan yang dihadapi terutama dalam hal pemasaran dan pengolahan pascapanen serta sulit untuk mendapatkan benih yang bermutu.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan komoditi sayuran :
1.Teknologi produksi sayuran di tingkat petani pada umumnya masih tradisional, sehingga produktifitas dan kualitas produk relatif rendah.
2.Penggunaan benih unggul bermutu, khususnya benih hibrida masih terbatas, karena harganya yang relatih mahal dan sulit dijangkau petani.
3.Serangan berbagai organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman sayuran karena konsep PHT belum sepenuhnya dilaksanakan oleh petani.
4.Kondisi harga sayuran di pasar yang sangat fluktuatif dan keadaan iklim/musim yang masih sulit diprediksi, teknologi serta modal yang masih terbatas di tingkat petani.
5.Belum berkembangnya agroindustri.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan komoditi buah-buahan :
1.Masih tradisionalnya pengelolaan kebun campuran baik jenis maupun varietas serta kurangnya pemeliharaan.
2.Tanaman buah-buahan yang ada sebagian besar merupakan tanaman tua dan kurang terpelihara baik dari segi teknologi budidaya maupun penanganan pascapanen.
3.Terjadinya penurunan luas pertanaman karena tanaman tua dibongkar.
4.Panen buah masih tergantung pada musin.
5.Sarana pengairan yang kurang seperti sumur bor, mesin pompa.

Upaya Pemecahan Masalah :
1.Perbaikan Prasarana Transportasi.
2.Penyediaan Plafond Kredit Pertanian.
3.Revitalisasi Penyuluhan Pertanian.
4.Penguatan Kelembagaan Petani dan Perdesaan.
5.Kuota Pupuk Bersubsidi sesuai kebutuhan.
6.Perbaikan Jaringan Irigasi dan Rawa.
7.Penyediaan Alsintan pra dan pascapanen.
8.Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan pengendalian Hama Penyakit secara Terpadu.
9.Pembinaan kawasan agribisnis hortikultura Sumatera.
10.Kerjasama dengan Lembaga Penelitian/Perguruan Tinggi terutama dalam hal Teknologi Budidaya dan Pascapanen.
http://www.sumselprov.go.id    
 




Sekilas tentang provinsi sumatera selatan

Sejarah
Propinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya, pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika. Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri china Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.

Secara administratif
Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 10 (sepuluh) Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, beserta perangkat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Pemerintah Kabupaten dan Kota membawahi Pemerintah Kecamatan dan Desa / Kelurahan. Pemerintahan Kabupaten / Kota tersebut sebagai berikut :
1. Kab. Ogan Komering Ulu ( Ibukota Baturaja)
2. Kab. OKU Timur ( Ibukota Martapura)
3. Kab. OKU Selatan( Ibukota Muara Dua)
4. Kab. Ogan Komering Ilir ( Ibukota Kayu Agung)
5. Kab. Muara Enim ( Ibukota Muara Enim)
6. Kab. Lahat ( Ibukota Lahat)
7. Kab. Musi Rawas ( Ibukota Lubuk Linggau)
8. Kab. Musi Banyuasin ( Ibukota Sekayu)
9. Kab. Banyuasin ( Ibukota Pangkalan Balai)
10. Kota Ogan Ilir ( Ibukota Indralaya)
11. Kota Palembang ( Ibukota Palembang)
12. Kota Pagar Alam ( Ibukota Pagar Alam)
13. Kota Lubuk Linggau ( Ibukota Lubuk Linggau) 14. Kota Prabumulih ( Ibukota Prabumulih)


Jumlah agama yang menjadi bahasan ini hanya meliputi 5 agama yaitu : Islam, Khatolik, Kristen, Budha dan Hindu. Di tahun 2003 persentase pengikut agama Islam sebesar 95,16 persen, Budha 1,53 persen, Khatolik 1,29 persen, Kristen 1,16 persen dan Hindu 0,86 persen.Hubungan sosial terutama di dasarkan kepada semangat kebangsaan, walaupun dalam kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, seperti dalam bercakap-cakap atau cara bicara yang sopan.Pada umumnya penduduk Sumatera Selatan sangat hormat kepada para tamu dan pengunjung yang berasal dari daerah lain.

Gaya hidup mereka sangat dipengaruhi oleh era modernisasi. Sebagian besar penduduk sangat terbuka dalam perilaku mereka terutama dengan aspek positif serta menyambut baik reformasi dan inovasi terutama yang berkaitan dengan konsep pembangunan.

Seperti halnya dengan provinsi lain yang ada di Sumatera Selatan dibagi habis menjadi kabupaten dan kota. Kabupaten / kota dibagi menjadi kecamatan ? kecamatan dibagi lagi menjadi desa ? desa dan kelurahan ? kelurahan.

Jumlah desa di Sumatera Selatan sebanyak 343. Dan Jumlah kecamatan sebanyak 149 buah. Dengan jumlah penduduk sekitar 6,7 juta jiwa (3,29 %)

Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat setiap aparat pemerintahan Sumatera Selatan menegakkan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggungjawab. Ciri khas dari pemerintah seperti ini adalah


Lambang
Sumatera Selatan berbentuk perisai bersudut lima. Di dalamnya terdapat lukisan bunga teratai, batang hari sembilan, jembatan Ampera, dan gunung serta di atasnya terdapat atap rumah khas Sumatera Selatan.
Bunga teratai berkelopak lima berarti keberanian dan keadilan berdasarkan Pancasila. Batang hari sembilan adalah nama lain provinsi Sumatera Selatan yang memiliki sembilan sungai. Jembatan Ampera merupakan ciri yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Gunung memiliki makna daerah pegunungan yang banyak terdapat di Sumatera Selatan. Sedangkan atap khas Sumatera Selatan yang berujung 17 dan 8 garis genting dan 45 buah genting merupakan simbol kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945
http://www.sumselprov.go.id 


Kelapa

Kelapa merupakan  Tumbuhan yang sangat  populer bagi masyarakat Indonesia dan sangat mudah kita temui khusunya di daerah pinggiran pantai dan desa-desa karean sangat cocok dan mudah ditanam.Secara bahasa kelapa menurut KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) ialah tumbuhan palem yg berbatang tinggi, buahnya tertutup sabut dan tempurung yg keras, di dalamnya terdapat daging yg mengandung santan dan air, merupakan tumbuhan serba guna. dengan bahasa ilmiahnya Cocos nucifera.
Disini bukan definisi,diskripsi ataupun cara  menanam kelapa  yang akan kita bahas,tapi filosofi dari salah satu bagian dari tumbuhan ini yang akan kita bahas yaitu buah kelapa.
Dari segi kebermanfaatanya saja  kita bisa lihat bahwa tidak ada yang sia-sia dari buah kelapa.sabutnya bisa dijadikan tali,airnya mampu menyegarkan ketika kita minum,tempurungnya bisa dijadikan accesoris,daging kelapa tua dapat dijadikan santan untuk sayur dan daging kelapa muda bisa disajikan dengan bermacam-macam olahan minuman.
Coba kita lihat lagi sisi lain dari kelapa dari segi keihklasan menerima penderiatan yang dialami.Mari kita bayangkan ketika mengambil buah nya terkadng sedikit memaksa bahkan kita potong buah ini dengan pisau tanpa belas kasian.setelah diputuskan dari pohonnya buah kelapa dilemparkan begitu saja ke tanah, jarang sekali ada orang yang mengambil buah kelapa dengan kasih sayang.
Ketika kita membuka buah  kelapa,tidak pernah ada orang yang membuka kulitnya dengan halus,ada yang membukanya dengan parang(pisau besar), memakai lingis(alat penggali lobang dari besi) bisa dibayangkan betapa kasarnya manusia terhadap buah kelapa.
Belum cukup dengan dengan kekerasan yang dialami kelapa,setelah tempurungya dibuka jika kelapa itu tua maka kelapa itu diparut (Dibuat menjadi bagian-bagian kecil) selanjutnya diperas untuk dijadikan santan dan jika  kelapa muda maka dagingnya yang lembut  itu dikerok dengan kasarnya dan jadihlah bahan baku minuman.
            Lihat lagi keihklasan kelapa untuk tidak dipuji,Santan kelapa yang sudah diperas dengan kasar dibuat menjadi sayuran yang sangat  enak,bisa lihat sayur lodeh tak pernah ada yang menyebutkan  sayur santan kelapa.
            Subhanallah!  dari kelapa ini bisa kita lihat betapa allah menciftakan dunia seisinya tanpa ada kesiasiaan,betapa sebuah kelapa mampu mengajakan kita banyak hal.Mengajarkan kita untuk bermanfaat bagi seluruh alam,mengajarkan kita ihklas dengan ketentuan yang allah  (penderitaan & kesenangan) dan mengajarkan kita untuk tidak riya’.
Allahu A’lam Bish-showab.

Selasa, 29 Maret 2011

Kabupaten Empat Lawang di wikipedia


Letak geografis

Kabupaten Empat Lawang mempunyai letak geografis sebagai berikut:

Pemerintahan Kabupaten Empat Lawang memiliki 7 (tujuh) kecamatan, yaitu:

  1. Lintang Kanan
  2. Muara Pinang
  3. Pasemah Air Keruh
  4. Pendopo Lintang
  5. Talang Padang
  6. Tebing Tinggi
  7. Ulu musi
  8. sikap dalam

Sejarah

Nama kabupaten ini, menurut cerita rakyat berasal dari kata Empat Lawangan, yang dalam bahasa setempat berarti "Empat Pendekar (Pahlawan)". Hal tersebut karena pada zaman dahulu terdapat empat orang tokoh yang pernah memimpin daerah ini.[2][3]
Pada masa penjajahan Hindia Belanda (sekitar 1870-1900), Tebing Tinggi memegang peran penting sebagai wilayah administratif (onderafdeeling) dan lalu lintas ekonomi karena letaknya yang strategis. Tebing Tinggi pernah diusulkan menjadi ibukota keresidenan saat Belanda beencana membentuk Keresidenan Sumatera Selatan (Zuid Sumatera) tahun 1870-an yang meliputi Lampung, Jambi dan Palembang. Tebing Tinggi dinilai strategis untuk menghalau ancaman pemberontakan daerah sekitarnya, seperti Pagar Alam, Pasemah dan pinggiran Bengkulu. Rencana itu batal karena Belanda hanya membentuk satu keresidenan, yaitu Sumatera.
Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Onderafdeeling Tebing Tinggi berganti nama menjadi wilayah kewedanaan dan akhirnya pada masa kemerdekaan menjadi bagian dari wilayah sekaligus ibu kota bagi Kabupaten Empat Lawang






HIDUPKU BUKAN HANYA MILIKKU...

Setiap hari aku terbangun dari lelapnya tidur dengan sebuah kehidupan baru,
setiap saat dengan dada membusung aku katakan :“ini hidupku”
dan karenanya aku tidak ingin orang lain masuk dan mencampurinya,
aku ingin bebas melakukan apa saja yang aku mau,
aku ingin dapat melakukan apa saja yang aku suka,
karena ini adalah hidupku sendiri,
tanpa pernah menyadari kalau hidupku ternyata bukan hanya milikku seorang sama sekali.

Hidupku adalah milik Tuhanku
karena Dia yang menciptakanku, menyulamku menjadi janin mungil dalam rahim ibuku,
meniupkan nafas kedalam hidungku,
mengalirkan darah kedalam pembuluhku,
dan karena akhirnya aku akan kembali ke pangkuan-Nya.

Hidupku adalah milik ibuku,
karena dia telah mengandung, melahirkan dan menyusuiku,
dia mengisi hatiku dengan cintanya,
dan menampung air mataku dengan tangan sucinya,
karena dia berjanji berjalan disampingku sampai akhir hayatnya.

Hidupku adalah milik ayahku,
karena dia menjaga dan melindungiku sejak kanak-kanakku,
dia membuatku bisa hidup dan berkembang,
dengan pengorbanan dia tidak bisa selalu berada di dekatku,
ya , tapi dia berjanji selalu ada untuk mengangkatku saat terjatuh.

Hidupku adalah milik saudara-saudariku,
karena mereka mencintaiku seolah aku adalah bagian dari tubuh mereka,
menangis dan tertawa bersamaku.

Hidupku adalah milik pendampingku,
karena aku telah berjanji didepan Tuhan dan dunia;
bahwa aku akan bersamanya selama jantungku masih berdenyut,
karena untuk aku, dia telah meninggalkan dunianya jauh di belakang,
hidup, bernafas, tersenyum, dan bersedih denganku.

Hidupku adalah milik anak-anakku,
karena Tuhan pernah berbisik kepadaku : “ini adalah milik-Ku,
kutitipkan kepadamu, dan buktikan cintamu kepada-Ku lewat keberadaan mereka”,
karena anak-anakku selalu menungguku kepulanganku.

Hidupku adalah milik sahabat-sahabatku,
milik mereka yang menanyakan kabarku,
mereka yang tersenyum padaku,
mereka yang mau menampung bebanku,
mereka yang menepuk pundakku,
mereka yang memintaku berhenti merokok,
mereka yang bahagia denganku,
mereka yang mentertawai kebodohanku,
mereka yang selalu mengharapkan kehadiranku,
mereka yang berjalan di sampingku,
mereka yang mengatakan aku mencintaimu,
karena kesedihanku akan menjadikan hari terasa suram bagi mereka,
dan kegembiraanku akan menjadi penambah semangat bagi mereka,
karena sakitku akan terasa sakit juga bagi mereka,
dan senyumku akan menjadi senyum mereka pula.

Betapa bodohnya bila dalam hidupku,
aku menganggap hidupku hanya milikku sendiri,
padahal setiap detik hidupku adalah milik mereka yang mencintaiku dan menyayangiku,
milik mereka yang menungguku,
dan milik mereka yang pernah, sekarang dan akan ada dalam hidupku.

Hidup ini begitu indah, maka buatlah menjadi lebih indah dengan melakukan
segala sesuatu yang indah buat semua orang.
sebuah catatan dari dosen pertamaku

Senin, 28 Maret 2011

Ciri khas kabupaten Empat lawang

Ciri khas masing-masing daerah kadang memang berbeda walaupun terkadang hampir mempunyai kesamaan,begitupun daerah  kabupaten 4 lawang yang masih kabupaten  tergolong kabupaten muda  di Indonesia juga mempunyai ciri khas ataupn  kesamaan dengan daerah lain.
ciri khas suatu daerah salah satunya bisa kita lihat dari sisi makananya,rumah penduduk,dan mata pencarian masyarakatnya.dan kabupaten 4 lawang juga mempunyai kekhasan itu.

Jika kita melihat  dari sisi makanan khas masyarakat 4 lawang,masyarakat 4 lawang dalam hal  mencari bahan makanan meraka sangat memanfaatkan alam.misalkan pindang ikan sungai musi atau yang sering disebut oleh masyarkat dengan "masak asam ikan ayek musi" bahan pokoknya ialah ikan sungai musi yang sangat mudah didapatkan karena letak geografisnya berada di Hulu sungai musi.Ataupun juga sambal durian(baca; sambal tempoyak) yang bahan pokoknya dari dari daging durian matang itu juga disebabkan karena daeranya terletakdi dataran tinggi bukit barisan sehingga pohn durian sangat mudah tumbuh dan berbuah.

Ketika kita menilik dari sisi yang lain yaitu rumah penduduk kita akan melihat banyak sekali rumah panggung yang terbuat dari kayu baik itu dari kayu jati ataupun dari kayu meranti(kayu asli sumatera),alasan masyarakat membuat rumah panggung karena  faktor alam yang masih  berbentuk hutan dan masih banyak terdapat binatang buas sepetri harimau sumatera ataupun macan tutul.Mengapa masyarakat memakai bahan bangunan dari kayu itu juga karena alam di daerah bukit barisan masih berbaik hati dengan msyarakat untuk meyediakan bahan banguanan(kayu).

Selanjutnya kita bisa melihat ciri khsa daerah kabupaten 4 lawang dari sisi mata pencarian mayoritas masyarkatnya,masyarakat 4 lawang mayoritas masih bergantung kepada tanaman yang berbuah satu tahun sekali yaitu kopi walaupun sekarang sudah banyak masyarakat yang berpindah menjadi petani karet atau sawit.Kopi dalam masyarakat 4 lawang merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat bahkan ketika masyarakat belum menanam kopi mereka merasa belum berkebun.

Dari contoh ketiga ciri khas msyarakat 4 lawang yaitu makanan,rumah penduduk dan mata pencarian penduduk kita dapat menyimpulkan bahwa ciri khas masyarakat 4 lawang banyak dipengaruhi oleh faktor alam.dan menjadi tugas kita untuk menjaga kelestarian alam kabupaten 4 lawang unutk kita wariskan kepada anak cucu kita.


Makanan khas masyarakat kabupaten 4 lawang
 
rumah penduduk kabupaten 4 lawang