Minggu, 02 Oktober 2011

Dampak Buruk Riba


Dampak Buruk Riba
    Jika dalam sebuah negara praktek riba sudah menjadi sebuah kebiasaan yang akan susah luntur, maka praktek riba tersebut akan menimbulkan dampak yang buruk bagi masyarakat secara luas. Beberapa bahaya tersebut diantaranya adalah:
1. Sistem ekonomi ribawi menimbulkan krisis ekonomi dimana-mana, sejak tahun 1930-an sampai sekarang ini. Sistem ribawi menjadi penyebab utama tidak stabilnya mata uang sebuah negara. Karena uang akan senantiasa berpindah dari tingkat bunga riil yang rendah ke tingkat bunga riil yang tinggi akibat para spekulator inginmemperoleh keuantungan yang besar dan menyimpan uangnya di negara yang tingkat bunga riilnya lebih tinggi. Usaha seperti ini disebut dengan Arbitraging. Tingkat bunga riil yang dimaksud adalah tinngkat bunga minus tingkat inflasi.
2. Kesenjangan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia akan semakin terjadi secara konstan, sehingga yang kaya akan menjadi semakin kaya dan yang miskin akan menjadi lebih miskin.
3. Riba akan berpengaruh pada investasi, produksi, dan pengangguran. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin rendah investasi. Dengan rendahnya investasi akan menurunkan produksi, dengan menurunnya produksi akan meningkatkan pengangguran dan kemiskinan.
4. Secara teori makro ekonomu akan menimbulkan inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh bunga disebabkan oleh ulah manusia. Inflasi akan menurunkan daya beli dan meningkatkan kemiskinan rakyat dengan asumsi ceteris paribus.
5. Dengan sistem ekonomi ribawi ini maka menjebak negara-negara berkembang kepada debt trap (jebakan hutang) yang dalam, sehingga untuk membayar bunga saja mereka kesulitan, apalagi membayar pokok dari hutang mereka.
6. Di Indonesia, bunga berdampak pada pengurasan dana APBN. Bunga telah membebani APBN untuk membayar bunga obligasi kepada perbankan konvensional yang telah dibantu dengan BLBI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar